Selasa, 08 Februari 2022

CINTA (?)

Insan kaula muda memang seperti haram hukumnya jika tidak bicara soal cinta. Bukan lagi hal yang tabu, cinta sudah seperti kebutuhan yang harus dipenuhi bagi setiap insan muda. 

Di usia-usia remaja bahkan sampai dewasa cinta berhasil menggerogoti separuh jiwanya dan berhasil membuatnya riang, membuatnya senang, dan banyak juga yang membuatnya mati kepalang. Bahkan tak sedikit insan muda yang sampai lupa diri jika merasakan betapa kuatnya sosok cinta yang merasuki dirinya.  

Lalu siapakah sosok cinta ini? Apa peran cinta di kehidupan kita? Kapan cinta bisa dirasakan? Di mana cinta ditemukan? Mengapa harus ada cinta dalam diri kita? Dan bagaimana kinerja cinta dalam kehidupan kita sehari-hari?

Masih banyak pertanyaan tentang cinta yang bisa ditanyakan sebetulnya, karena memang sejatinya cinta itu penuh misteri yang hanya orang tertentu bisa memecahkannya, bak teka-teki silang di halaman terakhir koran Harian Kompas.

Penulis juga tidak akan menjawab pertanyaan-pertanyaan di paragraf ke dua itu, karena dalam menulis teks ini penulis masih sama seperti (pembaca) yang belum benar-benar menemukan eseni cinta dan mencintai.

Lalu mengapa menulis soal cinta? Hahaha…. aku hanya ingin terlihat seperti orang-orang yang setiap detik muncul di deretan instastoryku bersama kekasih durjananya, sama-sama memperlihatkan cintanya, mereka sama pasangannya, aku bersama tulisanku.

Berarti penulis cinta sama tulisan? Ya, aku sangat mencintai tulisanku, apapun penilaian orang tentang tulisanku aku tetap mencintainya. Bahkan aku rela mencetaknya dan menyebarluaskan ke dinding-dinding instansi atau malah menempelnya di tiang-tiang listrik jalanan agar orang-orang tau kalau aku mencintainya.

Apakah mereka berani mencetak foto kekasihnya lalu menempelnya ke dinding/tiang listrik? Kurasa tidak, lemah. Mereka tak mau martabat kekasihnya hilang atau mereka malu fotonya ditempel seperti orang hilang.

Loh bukannya sudah hilang? Bukannya mencintai itu berarti sudah menghilangkan martabat seseorang?

Biarlah itu tetap menjadi pertanyaan yang mungkin akan terjawab setelah penulis sudah menemukan esensi cinta dan mencintai di tulisan yang akan datang.   

Terima kasih.

 

Minggu, 26 September 2021

Amalan Pendidikan Karakter Seorang Murid Terhadap Guru Menurut KH. Hasyim Asy’ari

Amalan Pendidikan Karakter Seorang Murid Terhadap
Guru Menurut KH. Hasyim Asy’ari
 

Memasuki jaman modernisasi atau yang sering kita sebut jaman globalisasi memang banyak dampak yang bisa kita rasakan, baik positif maupun negatif. Terlebih dalam bidang pendidikan, kita banyak dikagetkan dengan sistem pembelajaran yang sangat berbeda dengan jaman yang sebelum-sebelumnya. Tidak hanya itu, seiring dengan berkembangnya teknologi yang semakin canggih pelajar dituntut untuk bisa lebih efektif dalam proses kegiatan belajar mengajar.

KH. Hasyim Asy’ari, tokoh besar pendiri Nahdlatul Ulama ini mempunyai peranan cukup penting dalam kemajuan pendidikan Indonesia. Sosok beliau yang sejak kecil suka membaca buku ini berhasil merubah sistem pendidikan khususnya di pesantren mulai dari pendidikan karakter yang bersifat moralistik, berpegang teguh pada prinsip hingga pelembagaan serta kurikulum. Hal ini menjadikan beliau dianggap sosok yang membuat terobosan besar serta sangat mengesankan dan tetap relevan dengan eksistensi pendidikan sekarang ini.

Selama masa hidupnya, KH. Hasyim Asy'ari banyak menciptakan goresan pena dan catatan - catatan yang meliputi banyak sekali hal, menyerupai bidang pendidikan. Salah satu goresan pena beliau mengenai pendidikan adalah Adab Al-alim Wal Muta'alim Fi Ahwali Ta'alumihi Wama Ta'limihi. Tulisan beliau ini menjelaskan wacana pengajar dan pelajar dalam hal - hal yang perlu diperhatikan oleh pelajar selama belajar.

Kitab Adab Al-Alim wal Muta’allim (etika orang berilmu dan pencari ilmu) merupakan salah satu kitab KH. Hasyim Asy’ari yang terdapat dalam Irsyadus Syari. Isi dari kitab ini dapat dikalsifikasikan menjadi 3 bagian. Bagian pertama membahas tentang ketutamaan ilmu, keutamaan belajar, dan mengajarkannya. Bagian kedua membahas tentang etika seseorang dalam tahap pencarian ilmu. Bagian ketiga membahas tentang etika seseorang ketika sudah menjadi alim atau dinyatakan lulus dari lembaga pendidikan.

Latar belakang terciptanya kitab tersebut adalah beliau mempunyai keinginan untuk mencetak generasi pelajar yang selalu mengedepankan etika kepada siapapun, baik itu kepada para asatidz dan sesama murid. Selain itu, menurut beliau pendidikan yang berlandaskan akhlakul karimah sangat diutamakan karena hal tersebut adalah salah satu usaha menahan emosional seseorang atas dasar keyakinan dan keimanan yang dipercaya akan membawa kehidupan yang pasti, sehingga dapat lebih baik lagi.

Hakikat pandangan pendidikan sendiri menurut KH. Hasyim Asy’ari dapat diklasifikasikan menjadi 2. Pertama, arti penting pendidikan adalah untuk mempertahankan predikat makluk paling mulia yang diletakkan pada manusia. Hal ini tampak pada uraian-uraiannya tentang keutamaan dan ketinggian derajat orang berilmu (Alim), bahkan dibanding dengan orang ahli ibadah sekalipun. Kedua, pendidikan terletak pada kontribusinya dalam menciptakan masyarakat yang berbudaya dan beretika. Rumusan itu terlihat pada uraian tentang tujuan mempelajari ilmu, yaitu semata-mata untuk diamalkan.

Sehubungan dengan hal tersebut, sekarang semakin terkikis salah satu aspek terpenting dalam berpendidikan atau menuntut ilmu, yaitu etika. Banyak pelajar atau murid yang tidak memperdulikannya, bahkan seringkali muncul video-video yang tersebar bebas di sosial media berisi murid yang berani melawan guru hanya karena dihukum tidak mengerjakan tugas atau yang lain sebagainya.

Etika merupakan aspek terpenting dalam menuntut ilmu, seorang siswa atau murid sepandai apapun itu tidak akan mendapat keberkahan dalam hidupnya jika tidak mempunyai etika yang baik atau sopan terhadap gururnya.

Seperti apa yang disampaikan Guru kami DR. Umar As-Sufyani Hafidzohullah mengatakan, “Jika seorang murid berakhlak buruk kepada gurunya maka akan menimbulkan dampak yang buruk pula, hilangnya berkah dari ilmu yang didapat, tidak dapat mengamalkan ilmunya, atau tidak dapat menyebarkan ilmunya. Itu semua contoh dari dampak buruk.”

Etika terhadap guru mempunyai sifat yang meluas, dari mulai adab duduk sampai adab mendoakan guru-guru kita yang sudah meninggal. Dengan adanya adab-adab yang ada, murid dituntut untuk bersikap baik dan tidak boleh melawan guru atau ustadznya. Jika melihat dari kacamata jaman modern sekarang sangatlah bertolak belakang dengan apa yang sudah diajarkan guru-guru kita terdahulu khususnya Hadratussyekh KH. Hasyim Asy’ari.

Beliau sangat menganjurkan bagaimana sikap kita kepada guru pada saat menuntut ilmu, tidak hanya saat jam pelajaran. Adab yang baik seorang murid atau santri juga harus diterapkan di luar kelas atau dikehidupan sehari-hari. Misalnya, mencium tangan guru kita ketika bertemu di jalan atau setidaknya menyapa, mendoakan guru-guru kita sehabis sholat, berkunjung ke rumahnya guna menjalin erat tali silaturahim, dan lain sebagainya. Adab seperti itulah yang selalu dianjurkan KH. Hasyim Asy’ari untuk mencari keberkahan menuntut ilmu.

Pendidikan karakter untuk seorang murid sudah mulai berkurang di jaman sekarang, banyak kasus yang menganggap guru sebagai teman sebaya, sebenarnya hal ini banyak diterapkan guru-guru sekarang terhadap murid dengan tujuan agar murid merasa nyaman dalam proses belajar. Namun kenyataannya murid malah sering bertindak tidak senonoh terhadap gurunya, mungkin terlalu nyaman dengan posisi tersebut sehingga tidak memperdulikan adab atau kesopanan mereka terhadap guru yang mempunyai peranan penting dalam hidupnya.

Salah satu hal penting dalam menuntut ilmu atau menghormati guru adalah dengan cara berziarah ke makam guru jika sudah meninggal, hal ini diharapkan guru mendapat posisi yang terbaik di sisi Allah SWT dengan ilmu yang ditinggalkan kepada seorang murid-muridnya.

Seperti apa yang diajarkan KH. Hasyim Asy’ari pelajar hendaknya mengenali hak gurunya, tidak melupakan jasanya, senantiasa mendoakannya, baik saat masih hidup atau setelah meninggal dunia. Juga perlu memuliakan kerabat, rekan dan orang-orang yang dicintai gurunya. Setelah gurunya wafat, sempatkan waktu untuk berziarah dan memintakan ampunan kepada Allah untuk sang guru di depan kuburnya. Dalam segala tingkah laku, metode pengajaran, amaliyyah dan hal-hal positif lainnya, hendaknya menirukan cara-cara yang ditempuh oleh gurunya.

Pendidikan karakter seorang murid kepada merupakan hal terpenting dalam kita menuntut ilmu, entah itu di lingkungan sekolah maupun pondok pesantren. Namun sekarang pendidikan karakter sudah mulai hilang atas faktor-faktor luar yang memengaruhi kehidupan seorang siswa atau murid.



Mencetak Generasi Ulama melalui Media Sosial

Mencetak Generasi Ulama melalui Media Sosial

    Era modernisasi seperti zaman sekarang memang sudah semakin maju ditambah dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi yang semakin canggih, seperti misalnya fenomena media sosial yang hanya bermodalkan gawai dan koneksi internet dapat mengakses berbagai macam hal di seluruh penjuru dunia. Media sosial juga mempunyai berbagai dampak positif dan negatif bagi penggunanya. Semakin maju teknologi Indonesia, membuat Indonesia semakin terancam juga perilaku-perilaku tidak senonoh yang terjadi di media sosial.

    Banyak terjadi kasus pelecehan nama baik sesorang atau mengadu domba antar tokoh di media sosial, hal ini terjadi karena terlalu bebasnya masyarakat berkomentar atau membuat konten-konten yang bersifat sarkas untuk menjatuhkan pihak lain, dampak lainnya yaitu pengguna media sosial yang aktif akan lupa dengan lingkungan sekitar, lupa juga dengan kewajiban-kewajiban Allah yang harus dikerjakan, seperti misalnya sholat dinanti-nanti, membaca Al Quran tidak menentu, dan masih banyak lainnuya. Di sini yang lebih ditekankan untuk bijak menggunakan media sosial adalah para pemuda yang hidup di zaman sekarang.

    Bijak menggunakan media sosial memang menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat khususnya anak muda zaman sekarang, mereka lebih aktif di berbagai konten yang sifatnya negatif, berkomentar tentang kebencian terhadap salah satu tokoh juga menjadi fenomena yang cukup membuat jagat media sosial ramai.

    Selain tugas para pemuda-pemuda Indonesia untuk bijak menggunakan media sosial, orang tua juga mempunyai peran penting dalam mewujudkan hal tersebut. Mendidik putra-putrinya sejak dini mengenai kebebasan dalam menggunkan media sosial menjadi salah satu cara orang tua untuk mencegah perilaku yang tidak diinginkan ketika kelak sudah mulai aktif dan mengenyam dunia luar rumah yang lingkungannya belum tentu bisa diprediksi.

    Orang tua mempunyai harapan besar kepada anak-anaknya agar kelak menjadi orang yang berhasil dunia dan akhirat. Jangan sampai hanya gara-gara media sosial harapan orang tua tersebut jadi gagal dan hasilnya mengecewakan. Terlebih jika omongan orang tua sudah tidak didengar lagi, dan lebih memilih mendengarkan influencer kebanggaannya yang hanya bisa didengarkan di media sosial, dan balik menasehati orang tuanya, naudzubillahimindzalik.

    Jika orang tua sudah mulai lelah mendidik anaknya, mungkin ini bisa menjadi salah satu cara agar kelak menjadi orang yang berhasil dunia dan akhirat yaitu dengan cara memasukkan anak sejak dini ke pondok pesantren. Memang iya berubah untuk tidak bermain media sosial tidak mudah, tapi jika lingkungan kita juga tidak ada yang mendukung untuk bermain media sosial untuk kemaslahatan umat otomatis anak tersebut lama-lama akan terbiasa sendiri mengalihkan kegiatan yang hanya bermain sosial media menjadi kegiatan yang bermanfaat seperti misalnya, belajar kitab-kitab apapun, sholat ditambah dengan sunnah-sunnahnya, atau berolahraga bersema teman-teman yang mempunyai keinginan sama tidak terlalu aktif bermain media sosial. 

    Meskipun menjadi santri di era modern belum terlalu fenomenal atau viral, sebagian besar prmuda yang lulusan pondok akan lebih terlihat daripada hanya bermodalkan dua jari jempol untuk menyinyir isu-isu hangat yang terjadi di negeri kita tercinta. Selain itu, kehidupan di pondok njuga sangat mendukung santri-santri untuk melakukan hal-hal kebaikan bagi sesama manusia, belajar menghargai pendapat, bisa merasakan kebersamaan yang cukup besar satu dengan lainnya.

    Lulusan pondok pesantren juga sudah tidak usah diragukan lagi, sudah banyak kyai-kyai hebat atau Alim Ulama yang sudah mendunia berkat pondok pesantren. Ditambah lagi sangat miris melihat akhir-akhir ini juga banyak Ulama yang menghembuskan nafas terakhirnya di masa pandemi covid-19 ini. Hal ini juga menjadi salah satu tugas masyarakat untuk melahirkan kembali generasi-generasi ulama untuk masa yang akan datang. Jika bukan dari masyarakat lalu siapa lagi?

    Indonesia memang bukan negara islam, namun jika bukan karena islam Indonesia tidak bisa semerdeka sampai detik ini. Apa bedanya yang ngakunya pemuda zaman now dengan generasi muda Islam, hingga membuat ketimpangan yang sungguh nyata antara kepribadian kita dan kepribadian mereka para pejuang Islam. Bukankah kita juga telah dipuji pemilik kehidupan sebagai umat terbaik. Sebagaimana Allah SWT berfiman:”Kalian semua adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah” (QS Ali Imran 110).

    Selain dengan nyantri (istilah orang yang masuk pondok pesantren) para pemuda Indonesia juga bisa menciptakan generasi guru atau ulama dengan cara belajar pelajaran umum di sekolah namun tidak melupakan kewajibannya sebagai orang islam. Namun sayangnya sampai saat ini pembelajaran di sekolah-sekolah masih dilaksanakan secara online atau daring akibat dampak dari pandemi covid-19 ini.

    Menurut saya dengan dilakukannya pembelajaran umum secara daring dengan jangka waktu yang cukup lama sangat tidak efesien, karena murid-murid tidak merasakan bagaimana guru mentransfer ilmu secara langung lewat keberagaman cara penyampaian guru kepada murid-muridnya.

    Sudah berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mengenai sistem pembelajaran, tapi menurut saya masih kurang efektif. Maka jika saya menjadi seorang Menteri Kemendikbud saya akan segera mengembalikan keadaan sekolah seperti biasanya di masa pandemi ini, namun yang membedakan adalah suatu protokol yang selalu ditekankan atau diketatkan agar tetap mencegah rantai penularan covid-19.

    Kita boleh waspada, namun takut jangan. Karena jika kita terus-terusan takut dan berdiam diri tanpa melakukan sesuatu yang sifatnya membangun maka kita akan semakin terpuruk dan mau sampai kapan sekolah dilakukan dengan cara daring?

 


Majalah VS Surat Kabar

 Majalah vs Surat Kabar

Media massa memang menjadi salah satu unsur penting dalam dunia jurnalistik. Tanpa adanya media massa berita tidak akan menyebar luas hingga sampai ke khalayak. Menurut Mondry (2008:12), media massa dapat diartikan sebagai segala bentuk media atau sarana komunikasi untuk menyalurkan dan mempublikasikan berita kepada publik atau masyarakat. Media massa merupakan media informasi yang terkait dengan masyarakat atau digunakan berhubungan dengan khalayak (masyarakat) secara umum, dikelola secara professional dan bertujuan mencari keuntungan. Dengan demikian, tidak semua media informasi atau komunikasi dapat disebut media massa.

Mondry juga menjelaskan isi media massa yaitu informasi yang ditulis berdasarakan fakta atau kejadian yang tidak ditambah dengan pendapat penulis maka dapat digolongkan sebagai berita, sedangkan opini merupakan informasi yang dituliskan melibatkan pendapat penulis. Dilihat isi dari media massa, maka dapat dicermati isi media cetak seperti surat kabar, tabloid, dan majalah lebih banyak mengandung berita dibandingkan opini. Sedangkan media elektronik, seperti radio dan televisi lebih banyak mengandung opini yang bersifat menghibur, kecuali media elektronik yang memang menetapkan diri sebagai media berita.

Selain itu media massa juga dibedakan menjadi 3 jenis, media cetak, online dan elektronik. Seiring berkembangnya zaman, jenis media yang memiliki sifat online lebih digemari masyarakat akan tetapi tidak meninggalkan kedua jenis lainnya yaitu elektronik dan cetak.

Media massa cetak berkembang pesat setelah Johannes Gutenberg menemukan mesin cetak, hingga kini sudah beragam bentuknya, seperti surat kabar (koran), tabloid, dan majalah. Media massa cetak adalah alat komunikasi untuk masyarakat yang dibuat dengan percetakan atau mencetaknya lebih dulu (Djuroto, 2002:10). Menurut Djuroto (2000:11), terdapat lima bentuk media massa cetak, yaitu:

·         Surat kabar adalah kumpulan berita, artikel, cerita, iklan, dan sebagainya yang dicetak dalam lembaran kertas ukuran plano, terbit secara teratur, bisa setiap hari atau seminggu satu kali.

·         Majalah adalah kumpulan berita, artikel, cerita, iklan, dan sebagainya yang dicetak dalam lembaran kertas ukuran kuarto atau folio, dijilid dalam bentuk buku. Majalah biasanya terbit teratur, seminggu sekali, dua minggu sekali atau satu bulan sekali.

Keduanya masih dapat di dapatkan dengan cara membeli ke toko atau berlangganan yang menyediakan tersebut. Kedua bentuk tersebut juga memiliki kelemahan dan kelebihan serta persamaan dan perbedaan masing-masing. Jadi tidak perlu ragu untuk membeli salah satunya karena semuanya berisi tentang informasi dan hiburan.

Perbedaan tersebut juga dikategorikan menjadi beberapa macam, jika dilihat dari publisitas surat kabar lebih mempunyai sifat umum atau luas, sedangkan majalah ditujukan kepada pembaca tertentu saja. Mengenai isi surat kabar juga memiliki informasi yang begitu luas segala bentuk persoalan  ada di dalamnya, majalah lebih terbatas dan lebih spesifik sesuai publik (pembaca). Untuk masalah waktu surat kabar umumnya terbit harian, meskpun ada juga yang terbit mingguan. Tetapi kalau majalah umumnya memiliki periode terbit mingguan atau bahkan bulanan karena butuh waktu untuk membuat majalah terlihat menarik. Majalah memiliki ukuran kertas lebih kecil dari ukuran kertas surat kabar, akan tetapi memiliki jumlah halaman lebih banyak. Majalah juga dikemas seringkas mungkin serta di jilid, tetapi tidak dengan surat kabar. Surat kabar tidak dijilid, hanya berupa lipatan. Isi suratkabar mayoritas berbentuk hardnews/straightnews, dengan variasi satu dua indepthnews dan tulisan feature (plus artikel kolom, atau opini lainnya). Sementara isi majalah mayoritas berbentuk feature dan indepth reporting, yang dimodifikasi dalam bentuk rubrik.

Persamaan dari majalah dan surat kabar adalah sama-sama menyampaikan informasi dengan berbagai macam bentuk dan cara. Persamaan lainnya adalah sama-sama dicetak, dan memiliki ukuran kertas masing-masing. Untuk segi isi, keduanya sama-sama membahas kejadian yang terbaru akan tetapi majalah lebih membahas tentang kejadian yang unik atau menarik yang tidak ada di surat kabar. Semuanya mengandung aktualitas fakta dan opini berdasarkan rubrik atau kolom masing-masing.

Jadi kedua bentuk media cetak ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, setiap orang juga akan bersifat selektif untuk mendapatkan informasi terbaru, intinya adalah media harus memiliki tugas dan kewajiban yang sama, yaitu selalu menjadi kabar atau informasi kepada masayarakat.

Sabtu, 19 September 2020

Tentang Hak dan Fungsi Hati

Tentang Hak dan Fungsi Hati

Ilustrasi by vidimages

Pagi sekali aku harus bangun, menikmati arunika dari jendela kecil di sudut kamarku. Segera menuju dapur sederhana rumahku membuat teh hangat dan mencicipi pisang goreng buatan ibuku. Terdengar juga saling saut ibu-ibu desa yang sedang memperjuangkan haknya untuk membeli dan menegosiasi harga sayur, ikan, dan sebagainya.

Bapak-bapak membawa jala ikan menuju laut dengan ayuhan sepedanya. Sedangkan aku begini saja, hari-hariku hanya menjadi saksi kesibukan mereka, menjadi penonton orang sekitar mencari nafkah. Seperti ada yang salah dalam diriku, entah apa yang membuat diri ini sehingga tidak semangat dalam melakukan hal apa saja.

Biasanya aku hanya menatap layar telepon genggam menunggu kabar dari seseorang istimewa bangun dari tidur lelapnya. Mungkin juga memang usiaku saat ini sedang ingar tentang cinta, nyatanya banyak orang di usiaku saat ini merasakan sakit hati, merasakan kasmaran atau bahkan sedang menjalin hidup baru setelah pernikahannya.

Aku sendiri sedang mencoba menggunakan fungsi hati yang sebenarnya, mencintai dan menyayangi dengan penuh kasih. Memang banyak salah prasangka ketika sedang menjalin suatu hubungan, tapi bagaimana kedua insan tersebut untuk menyikapinya. Ditambah lagi kondisi emosional yang tidak selalu stabil, artinya ego masing-masing insan masih ingin memperjuangkan haknya, seperti ibu-ibu yang sedang menawar harga sayur tadi.

Analogi tersebut bisa membuatku sedikit tenang bahwa tidak selalu hak kita bisa perjuangkan, semua tergantung seberapa dampak yang ada di dalamnya. Tetap melihat kebaikan dan kehancuran atas hak tersebut, belajar mendewasakan diri dan mulai menggunakan fungsi hati yang sebenarnya.

Rabu, 09 September 2020

Konseptual Manusia Seutuhnya

 Konseptual Manusia Seutuhnya

                                                                   Ilustrasi by pixabay

Menjadi manusia seutuhnya bukanlah hal yang mudah dipelajari atau dilalui, arti atau definisi manusia sendiri menurut Abineno.J.I, “Manusia adalah ‘tubuh yang berjiwa’ dan bukan "jiwa abadi yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana". Artinya, manusia harus memiliki jiwa yang kuat dalam dirinya, jiwa sendiri terbagi menjadi banyak, seperti contoh jiwa sosial, kepekaan terhadap lingkungan sekitar, atau bahkan jiwa yang memikirkan konseptual dalam diri seseorang tersebut.

Di sisi lain, manusia yang dapat dikatakan manusia seutuhnya adalah bagaimana ia sudah matang dalam berproses menuju kedewasaan atau kemandirian, konsep berjiwa mandiri bukan berarti tidak membutuhkan orang lain, mandiri di sini menerangkan bahwa segala sesuatu yang bisa ditaklukan oleh manusia itu sendiri, entah itu masalah dalam hidupnya, atau berperang melawan jiwa yang tidak dihendaki dalam diri tersebut.

Sudah seperti profesor atau doktor membahas tentang manusia seutuhnya, saya pribadi adalah orang awam yang baru saja lulus kuliah jurnalistik di salahsatu perguruan tinggi di Jakarta. Mengapa saya tertarik untuk menulis hal ini karena mungkin saya berada dalam tahap menjadi manusia seutuhnya yang dipaksa memikirkan apa yang ada di muka bumi ini terutama yang menjadi kebutuhan seorang diri yaitu diri saya sendiri.

Saya lahir di suatu desa terpencil di Jawa Tengah, Ayah saya seorang guru sekolah swasta yang muridnya belum tentu mencapai target, dan Ibu saya seorang bidan desa yang biasa membantu orang-orang desa untuk menyelesaikan masalah penyakit dan melahirkan bayi di desa saya. Semasa kecil saya menghabiskan hidup saya bersama teman-teman yang cukup brandal dan untuk menjadi sukses pun saya tidak ada pikiran untuk itu.

Singkat cerita usia saya sudah menginjak kepala dua, tekanan jiwa dalam diri untuk menghasilkan sesuatu sudah mulai bermunculan. Saya juga sudah selalu hadir dalam pertemuan-pertemuan jiwa yang tidak biasa, memerangi masalah hidup yang hakikatnya akan memanjang ditambah tekanan dari luar terutama dari orang-orang terdekat yang mengharapkan bahwa saya bisa menjadi sesorang yang menghasilkan dan membanggakan.

Saya terima akan hal itu, dan yang saya rasakan saat ini adalah takut yang menurut saya tidak pernah terlihat oleh seseorang mana pun, atau yang tidak bisa dirasakan oleh siapa pun. Ya, takut mengecewakan banyak pihak yang telah melambungkan harapan tinggi ke dalam diri saya. Ketakutan ini hanya bisa saya lewati dengan bantuan rohani dan ketekunan dalam diri saya sendiri. Mungkin ini yang dimaksud konsep mandiri yang saya sudah bahas di atas tadi. Baru satu konsep yang harus saya lewati, dan saya yakin masih banyak konsep-konsep yang pasti lebih menakutkan dan harus dilalui.

Sadar akan hal itu jiwa dalam diri saya mengatakan bahwa manusia tidak bisa hidup yang biasa-biasa saja, manusia akan bisa dikatakan manusia seutuhnya jika ia telah melahirkan sesuatu yang bisa dijadikannya tameng dalam diri manusia tersebut, dan yang bisa membuat tameng tersebut adalah manusia itu sendiri, berbagai macam bahan bisa dibuat tameng, yang terpenting adalah keyakinan dan usaha dalam diri manusia tersebut.

Menikmati Karya Basoeki Abdullah yang Mendunia

 

Menikmati Karya Basoeki Abdullah yang Mendunia

Merdeka.com - Jakarta, adalah salah satu kota yang memiliki polemik tinggi, suara bising di sepanjang jalan, serta manusia-manusia yang memiliki rasa egoisme yang tinggi. Tapi di balik keriuhannya, Jakarta juga mempunyai banyak peninggalan bersejarah yang belum banyak orang tahu.

Seperti Museum Basoeki Abdullah ini. Museum yang terletak di Jalan Keuangan Raya No 19, Cilandak Barat, Jakarta Selatan ini memiliki nilai historis yang cukup tinggi dan membuat hati dan otak kita segar kembali setelah penat mengejar upah negara.

Berawal dari rumah seorang pelukis Basoeki Abdullah yang sudah mendunia, rumah cucu dari penggerak Organisasi Budi Utomo Wahidin Sudirohusodo ini telah diresmikan menjadi sebuah museum pada tanggal 25 November 2001 oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata I Gede Ardika.

Museum ini berisi lukisan-lukisan dan peninggalan-peninggalan Basoeki Abdullah yang karyanya sudah mendunia. Pelukis yang beraliran naturalisme ini lihai melukis obyek mirip dengan aslinya.

Goresan tinta pada kanvas berhasil membuat lukisan itu seolah bernyawa dan memiliki nilai jual tinggi yang jarang dimiliki oleh pelukis lain di Indonesia.

Dekorasi museum yang rapi dan estetik mampu menggeser bola mata para pengunjung untuk meliriknya. Penempatan lukisan dan sejumlah barang peninggalannya tertata dengan baik dan tidak kalah menarik pencahayaan museum ini sangatlah variatif serta interior museum yang artistik.

Seiring berjalannya waktu, museum ini menambah satu bangunan di sebelahnya yang membuat museum ini terlihat semakin megah. Bangunan baru ini diresmikan pada tahun 2016 dan berisi hasil pemenang karya-karya anak bangsa khususnya yang masih duduk di bangku sekolah.

Dengan bertambahnya bangunan ini Museum Basoeki Abdullah menjadi salah satu museum yang wajib dikunjungi atas nilai historis dan penataan ruangnya yang mampu menipu mata.


 

Minggu, 10 Mei 2020

Sering Sakit Hati Berlebihan Membuat Anda Terlihat Bodoh


Sering Sakit Hati Berlebihan Membuat Anda Terlihat Bodoh

Ilustrasi by pobela.com

Dalam menjalin hubungan tak afdal jika kalian tidak merasakan yang namanya sakit hati, entah itu karena diputusin, diselingkuhin atau bahkan ditinggal gitu aja. Intinya jika kalian berani mencintai seseorang, berarti kalian juga berani menghadapi sakit hati yang bertubi-tubi. Setiap orang memiliki cara masing-masing untuk meluapkan rasa sakit hati yang menurutnya mampu melupakannya.

Namun, tidak semua orang bisa melakukan hal-hal positif ketika sedang sakit hati atau galau. Mereka lebih memilih mengurung di kamar, depresi berlebihan atau tidak berkomunikasi dengan orang lain. Memang wajar ketika kita galau pasti merasakan sedih atau bahkan sampai nangis, tapi hal tersebut tidak akan mengubah suasana, malah semakin sedih. Berikut alternatif cara untuk menghadapi sakit hati.

Jangan Dengerin Lagu Galau atau Sedih
Kebanyakan kalian sakit hati memilih playlist lagu yang sedih, atau lagu yang mendeskripsikan kesedihan kalian. Menurut kalian mendengarkan lagu sedih saat sedang galau itu akan menenangkan hati? Tidak. Hal tersebut sangat salah, ketika kalian lagi sedih lalu mendengarkan lagu sedih itu membuat kalian semakin terhanyut dalam kesedihan dan tak berujung. Pilihlah lagu yang semangat atau keras ketika sedang sedih, niscaya rasa sedih kalian perlahan akan hilang.

Melakukan Kegiatan yang Bermanfaat
Produktif saat sakit hati mampu menambah imunitas badan kita dibanding tidur-tiduran dan nangis seharian. Nangis sewajarnya, jika sudah nangis langsung pikirkanlah kegiatan yang bermanfaat baik untuk diri sendiri atau mungkin untuk orang lain. Tak perlu kegiatan yang berat, kalian bisa melakukan hobi kalian seperti main game, jalan-jalan, atau berkebun apapun itu yang penting sebisa mungkin tidak memikirkan rasa sakit hati tersebut.

Jangan Lupa Ibadah
Ketika sedang sakit hati jangan pernah lupain siapa yang menciptakan hati, siapa yang menciptakan rasa tersebut, iya Tuhan. Jangan sekali-sekali kalian ketika sakit hati malah melupakan Tuhan, jika kalian sedang sakit hati itu tandanya Tuhan sedang rindu dengan kalian, maka berhadaplah kepadaNya. Ceritakan semua keluh kesahmu kepada Tuhan, karena dengan melakukan itu kalian akan merasa lebih tenang dan perlahan lupa akan rasa sakit hati itu.

Jangan Terlalu Sering Menceritakan Kepada Orang Lain
Dengan kalian sering cerita kepada teman-teman kalian, kalian akan terus teringat hal-hal yang menbuat kalian sakit hati. Setiap cerita ke beda orang yang pasti kalian akan mengulang cerita tersebut dan tidak akan pernah lupa. Ceritakan kesedihan kalian kepada orang-orang yang kalian percaya, cukup satu atau dua orang dan jangan pernah menunjukkan kesedihan kalian kepada orang-orang yang berada di sekitar kalian.

Cukup segitu saran yang dapat saya keluarkan, buat kalian yang masih melakukan hal-hal bodoh saat sakit hati tolong berhentilah, karena hal tersebut tidak akan mengubah suasana hati kalian. Kalian yang merasakannya, kalian juga yang bisa mengobatinya (tentunya dengan hal positif). Terimakasih.

Sabtu, 09 Mei 2020

Fenomena Sifat Wanita yang Menggemaskan


Fenomena Sifat Wanita yang Menggemaskan

Ilustrasi by kartun muslimah

Wanita adalah salah satu ciptaan Tuhan yang mampu meyempurnakan lingkungan dengan berbagai macam sifat dan kebiasaan masing-masing. Tapi Anda perlu tahu jika wanita memiliki sifat yang menyenangkan, jelas sifat tersebut pasti tidak dimiliki oleh semua wanita. Seorang pria akan merasa lebih percaya diri dan nyaman ketika sudah menemukannya.

  Seorang wanita yang memiliki paras cantik tidak menjamin kebahagiaan orang-orang di sekitarnya, karena apalah arti paras cantik tapi tidak untuk hatinya. Sifat-sifat wanita yang menggemaskan ini akan menarik perhatian lebih kepada lawan jenis.

      1. Manja
Sifat manja yang dimiliki seorang wanita berbeda dengan sifat manja seorang pria, seorang wanita akan terlihat menggemaskan kalau sedang bermanja-manja ria. Seperti ingin dirayu, kebanyakan wanita akan merasa tingkat percaya diri yang tinggi ketika ada seseorang yang merayunya atau menggombalinya. Terlebih jika yang merayu adalah seorang pria yang dicintainya.

      2. Humoris
Lucu, ya itu sebutan lain dari humor. Seorang wanita yang memiliki sifat humoris akan mudah beradaptasi dengan lingkungan. Tertawa terbahak-bahak atau “receh” membuat beberapa pria senang berada di dekatnya. Sifat tersebut dapat memudahkan wanita untuk menarik perhatian lawan jenisnya.

      3. Doyan Makan
Tidak semua wanita mempunyai sifat ini dengan alasan takut berat badan bertambah, tapi tahukah Anda jika ada seorang wanita yang suka makan memiliki kepribadian yang menyenangkan. Ketika disuguhi makanan yang ia suka, wanita tersebut dengan natural mengeluarkan ekspresi wajah yang menggemaskan dan terlihat lebih lucu jika memakannya dengan lahap.

      4. Tidak Jaim
Banyak wanita yang menunjukkan sifat jaga image ketika sedang berkumpul dengan teman-temannya atau dengan lawan jenis karena berfikir apa yang dia lakukan tidak sepantasnya dilakukan oleh wanita. Akan tetapi jika ada wanita yang tidak malu melakukan hal yang jarang dilakukan wanita adalah suatu fenomena yang lucu dan heboh. Misalnya kentut, sebagian wanita menganggap kentut di depan umum adalah suatu perbuatan yang memalukan, tetapi seorang wanita yang berani mengeluarkan kentut saat sedang berkumpul itu akan membuat orang-orang sekitar tertawa dan menimbulkan suatu keharnonisan, dan masih banyak contoh lainnya.

      5. Apa Adanya
Penampilan adalah salah satu aspek terpenting bagi seorang wanita, seperti fashion, make up tebal, gaya hidup hedon. Tetapi, jika Anda menemukan wanita yang tidak memiliki kepribadian di atas Anda wajib menyayanginya. Wanita yang gaya fashionnya biasa aja, make up sewajarnya, tidak hedon akan memiliki daya tarik yang lebih bagi seorang pria. Dan biasanya wanita yang apa adanya tidak mau merepotkan orang lain.

Nah itulah beberapa sifat-sifat wanita yang menggemaskan dan menjadikannya daya tarik lebih untuk seorang pria. Tuhan menciptakan wanita dengan penuh kasih sayang dan kita sebagai manusia biasa haru memperlakukannya dengan penuh kasih sayang juga.


Senin, 27 April 2020

Lebih Mengenal Komunitas Ciliwung Depok

Lebih Mengenal Komunitas Ciliwung Depok

Foto : Tangguh Giri Fitro

Komunitas Ciliwung Depok (KSD) merupakan sebuah komunitas peduli Sungai Ciliwung yang berada di kolong jembatan GDC  (Grand Depok City). Komunitas ini dipelopori oleh Taufiq DS pada tahun 2009  dengan latar belakang semakin rusaknya bantaran sungai dan semakin banyak sampah dan limbah yang mengalir. Komunitas ini juga turut membantu menyadarkan masyarakat Depok yang berada di sekitar Sungai Ciliwung supaya tetap menjaga lingkungan dan ekosistem di sungai tersebut.

Sungai Ciliwung yang dikenal sampah, bau busuk, banjir bahkan sempat dijadikan tempat maksiat bagi remaja ini menyimpan banyak kenangan dari masa ke masa, untuk itu kini sejumlah relawan Depok ikut merasa prihatin dengan kondisi awal Sungai Ciliwung.

“Dulu sering digunakan sebagai tempat maksiat anak anak jalanan, sering juga di temukan alat kontrasepsi, juga pernah di temukan mayat akibat pembunuhan,” ujar Pay, salahsatu anggota Komunitas Ciliwung Depok.

Tak hanya anggota, agenda-agenda komunitas ini juga mengikutsertakan para pegiat alam dan lingkungan, aktivis, guru, dosen dan berbagai macam kalangan untuk membantu mengedukasi masyarakat dan anak-anak sekitar bantaran sungai.

“Tokoh-tokoh yang terlibat di komunitas ini ada dari pegiat alam, lingkungan, aktivis, dosen, guru, mahasiswa, juga tokoh masyarakat dari berbagai macam kalangan,” kata Pay.

Salahsatu program atau agenda dari komunitas ini adalah menyulap sampah-sampah menjadi barang hias, seperti kumpulan plastik yang warna-warni dimasukkan ke dalam botol plastik sehingga botol tersebut terlihat lebih berwarna, menggambar di bebatuan dengan cat yang berwarna. Kegiatan tersebut sering dilakukan dengan anak-anak sekolah ciliwung Depok.

Selain menghias sampah, anak-anak sekolah ciliwung juga belajar bagaimana cara menanam tumbuh-tumbuhan di botol plastik dengan maksud dan tujuan bahwa komunitas ini sudah memberi bekal sejak dini bagaimana cara merawat sampah dengan baik dan cara menanam tumbuhan dengan memanfaatkan sampah agar terlihat lebih unik dan menarik.

Lain hal mengedukasi masyarakat, Komunitas Ciliwung Depok juga menyuguhkan beberapa wahana permainan seperti arung jeram. Pay juga mengatakan kegiatan yang paling diminati pengunjung saat mengunjungi basecamp Komunitas Ciliwung Depok adalah arung jeram, namun jika kondisi air sungai tidak stabil kegiatan arung jeram tersebut tidak dilakukan dan ia lebih memilih wisata edukasi kepada pengunjung.

Pay menambahkan sekitar tahun 2013 dan semenjak adanya Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Depok sempat membantu dengan menyalurkan beberapa bantuan berupa pelataran peluran dan akses tangga untuk turun ke kolong jembatan. Namun saat ditanya peran pemerintah sekarang Pay tidak berani memberi komentar.

“Waktu awal-awal berkegiatan sekitar 2013 kita di fasilitasi pelataran peluran juga akses tangga untuk ke kolong jembatan juga beberapa unit perahu lengkap peralatan karna kegiatan kita di sungai waktu jamanya badan lingkungan hidup (BLH), kalo untuk sekrang ini saya no komen mas” tambah Pay.

Masayarakat sangat mengapresiasi dengan adanya komunitas ini, mereka merasa sangat terbantu dan merasa lebih bermanfaat dengan sudah banyaknya agenda yang dilakukan dari komunitas ini, seperti contohnya selalu mengadakan kegiatan bersih-bersih rutin setiap weekend dan pembelajaran setiap hari-hari besar di Indonesia.

“wah sangat bermanfaat mas, sungai di sini sudah mulai kelihatan bersih dan sampah-sampah sudah mulai berkurang,” ucap Reza, salahsatu masyarakat sekitar Sungai Ciliwung Depok.

Kedepannya Komunitas Ciliwung Depok sangat berharap seluruh masyarakat yang berada di sekitar bantaran Sungai Ciliwung semakin ikut terlibat sejumlah kegiatan yang kami agendakan dan juga semakin peduli akan lingkungan sekitar.

“Karna semakin miris dan rusaknya bantaran sungai ciliwung, harapan kita para relawan kcd agar masyarakat sekitar  ikut terlibat di dalam kegiatan kegiatan yg kita jalani juga lebih perduli terhadap sungai dan lingkungan,” tutup Pay.

Rabu, 22 April 2020

Belum Ada Judul

Intro
C.    D    G
C.    D.   G

                   G               C
Melangkah lewati hari-hari
   
                                      D
Mencoba tuk tetap berdiri

                                 G
Gapai semua mimpi-mimpi


                   G               C
Simpan sudah semua cerita

                                      D
Dalam memori manis dahulu

                                 G
sejak pertama bertemu


Bridge

C.    D    G
C.    D.   G


                   G               C
Jauh langkah terasa sudah menghilang

                                      D
banyak waktu yang terbuang

                                G
Walau jalan penuh rintang

(*)

                   G               C
Tinggalkanlah semua bebanmu jika

                                     D
terasa berat menghadang

                                G     G7
yang kini telah usang


Reff

C.           D.           G
Semoga cepat bertemu

               Em               
Rasa ini terlalu rindu

C.               D.         
Semoga sehat selalu

 G                         G7
Kawan-kawanku


C.           D.           G
sudah lama tak berirama

                   Em                   
Berbicara bersama-sama

C.           D.           G
Tentang hidup yang penuh dengan

G7
Tanda tanya

(Intro)
C.    D    G
C.    D.   G

*Ulang

(Outro)
C.           D.           G
Semoga cepat bertemu

                 Em
Rasa ini terlalu rindu

C           D.                  G           
Kuyakin engkaupun begitu

Sabtu, 28 Maret 2020

Resah

Resah
Oleh : Habib Awwaluddin

Kali ini malam menyapaku tanpa bintang
Aku hanya bersenandung ria bersama sang sunyi
Menepi dan bersuara lirih perihal hati yang
terkoyak sepi
Aku ingat pertemuan terakhir kita
Sebelum dipecuti oleh corona
Seperti biasa menikmati kopi kesenangan kita
Sampai hanyut dalam buaian cinta
Tapi sekarang malam diserang wabah
Kita sama-sama di rumah
Hanya bisa merengek dan merebah
Memeluk rindu dari jarak yang susah

Minggu, 26 Januari 2020

Kisah Haru Seorang Perantau Muda


Kisah Haru Seorang Perantau Muda

Aroma tanah di pagi hari seusai hujan semalam menusuk kedua lubang hidungku, aku pun bergegas menuju sebuah langgar kecil dengan sarung yang ku balutkan ke tubuh dan peci hitam yang menutupi helaian rambutku. Sang mentari mulai menampakkan dirinya dan membawaku ke sebuah himpitan sawah dan pepohonan asri yang nantinya akan jarang aku rasakan lagi.

”Aku akan kembali lagi dan siap menjunjung tinggi martabat keluargaku nanti,” gumamku dalam hati sambil menatap senyum indahnya sang mentari.

Hari ini aku mulai menyiapkan barang-barang yang akan kubawa ke tempat di mana aku menempuh jenjang pendidikan kuliah. Ya, malam nanti aku berangkat ke Jakarta dan mulai menjadi seorang perantau untuk mengasah otakku agar lebih berisi. Seharian penuh itu aku membantu pekerjaan rumah keluargaku, aku tak punya pembantu, jadi pekerjaan rumah adalah suatu kewajiban yang harus dikerjakan bagiku.

Tak henti-hentinya aku merasakan keresahan di hari itu, rasanya hati tak siap meninggalkan seluruh isi perkampunganku, terutama keluarga dan saudara-saudaraku termasuk teman-teman masa kecilku. Tapi ketika hati merasakan itu, otak menyangkalnya dengan penuh gebuan bahwa aku harus menerima ini dan ikhlas menjalaninya. Ini demi diriku sendiri dan kedua orangtuaku.

Hari sudah menjelang petang, Ayah dan Ibuku satu persatu mulai datang dari mencari uang. Wajahnya yang ranum membuatku sedih dan tak tega akan meninggalkannya. Seperti biasanya, ketika mereka datang aku pasti mencium tangan dan kedua pipinya. Bau keringat halal merekalah yang selalu mendorongku untuk hidup yang lebih maju.

Meskipun aku seorang lelaki, tapi memasak adalah salahsatu hobiku di rumah. Sore itu aku membantu Ibu menyiapkan hidangan lezat untuk makan malam Ayah dan Adikku. Memasak dengan sepenuh hati membuatku sadar kalau ini akan menjadi romantisme masak aku dan Ibuku untuk yang terakhir kalinya sebelum aku berangkat ke perantauan.

Detikan jam dinding sudah berteriak kepadaku, itu tandanya aku harus berangkat meninggalkan kedua orangtua dan adikku. Menangis, iya aku tak kuat menahan linangan air mata ini. Mencium dan memeluknya adalah suatu kebahagiaan yang tak bisa oranglain berikan kepadaku. Sepanjang perjalanan menuju tanah perantauan, tak henti-hentinya aku berdoa untuknya agar selalu diberi kesehatan dan semoga dapat kujumpai kembali nanti saat aku pulang.

Setelah tiba di Jakarta, aku mencoba menghilangkan kesedihan itu dan mengganti dengan rasa semangat dan penuh keikhlasan. Ternyata masa-masa kuliah adalah suatu batu loncatan yang sesungguhnya untuk menuju kesuksesan. Hari demi hari aku menjalaninya, bertemu orang-orang dan kebiasaan baru membuatku butuh waktu setahun untuk beradaptasi dengannya. Aku dari kampung, banyak yang menertawakanku ketika aku berbicara alias medhok. Dan aku tak pernah menganggapnya ia mengejekku, karena itu suatu hal yang wajar dan pasti akan mereka rasakan juga saat tinggal di tanah kelahiran orang.

Alhamdulillah di samping hal itu, semua teman-teman yang aku temui berlaku baik kepadaku. Mereka mengerti bagaimana kebiasaanku di kampung setelah aku menceritakannya. Aku selalu ramah kepada orang-orang yang baru kukenal, tentunya ini salahsatu bagian dari yang diajarkan orangtuaku kepadaku.

Ternyata kehidupan di perantauan tak jauh beda dengan kehidupanku di kampung. Hanya aku lebih berat memikirkan bagaimana kondisi kedua orangtuaku di rumah. Tak henti-hentinya aku selalu menanyakan bagaimana kesehatan mereka. Ketika aku sedang merasakan lelah karena tugas kuliah, merekalah yang menguatkanku lagi supaya menjadi berkah.

Semester demi semester aku lalui, nilaiku selalu pas-pasan, aku memang tidak terlalu lihai dalam bidang akademik, namun aku bisa menjadi diriku sendiri di bidang sosial. Menurutku jenjang kuliah tak lagi harus memikirkan bidang akademik saja, tetapi bakat dan minat harus mulai aku temukannya di sini.

Aku cuma berbekal bisa beladiri pencak silat yang diajarkan Ayahku saat di kampung, sampai akhirmya aku memberanikan diri untuk mengikuti beberapa kejuaraan namun kejayaan di pencak silat belum berpihak kepadaku. Selain pencak silat, aku juga gemar membaca dan bermain musik. Aku suka bermain gitar sejak SMP dan aku juga belum pernah menoreh prestasi dalam bidang itu.Sempat berfikir kalau aku ini memang tidak pernah membanggakan kedua orangtuaku dengan prestasi, namun setelah aku bisa menjadi diri sendiri dan mulai memahami arti hidup yang sebenarnya membanggakan orangtua tidak hanya lewat sejumlah prestasi dan medali. Tidak neko-neko dan selalu nurut kepadanya adalah hal terpenting untuk membanggakannya. Meskipun aku juga seorang idealis bagi diriku sendiri, namun perkataan orangtua menjadi suatu hal yang paling aku takuti.

Setelah selama 2 tahun aku duduk di bangku perkuliahan, tiba masanya aku harus menghadapi tantangan baru, yaitu magang. Berhubung aku kuliah di Jurusan Jurnalis, aku harus mengabdi kepada media dan membantu masyarakat mendapatkan informasi atas peristiwa yang terjadi. 

Awalnya menjadi budak media tak seseru apa yang aku pikir, namun setelah aku menjalani magang ternyata menjadi jurnalis adalah sesuatu pekerjaan yang nantinya harus aku coba meskipun cita-citaku sesungguhnya bukan menjadi jurnalis.

Melatih mental, tenaga, bertemu orang-orang penting, wawancara, dan menulis berita dengan waktu yang singkat. Itulah yang aku rasakan ketika magang menjadi reporter di sebuah media di Jakarta. Jujur aku tak pernah kepikiran akan seperti ini sebelumnya. Semua jalan yang diberikan Tuhan kepadaku selalu berwarna, meskipun terkdang lelah dan membosankan. Itu manusiawi.

Terhitung sudah berbulan-bulan aku tak lagi pulang setelah terakhir pulang waktu lebaran tahun lalu. Aku disibukkan dengan tugas-tugas kuliah pada masa akhir semester. Dan insyaallah aku lulus tahun ini. Amin. Sudah tak tahan menahan rindu tawa bersama orang-orang di rumah, harapku semoga kedua orangtuaku masih bisa menyaksikan anaknya memakai toga dan menempuh gelar-gelar selanjutnya.

Rasa semangat selalu aku tularkan kepada teman-temanku dan terimakasih serta rasa syukur tak ada habisnya aku curahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, semoga orang-orang yang menjadi saksi kehidupanku di tanah perantauan ini selalu sehat dan berkah dalam lindungan-Nya. Amin…. 

Menengok Karya-Karya Pelukis Dunia Basoeki Abdullah's


Menengok Karya-Karya Pelukis Dunia Basoeki Abdullah's   

Jakarta, adalah salah satu kota yang memiliki polemik tinggi, suara bising di sepanjang jalan, serta manusia-manusia yang memiliki rasa egoisme yang tinggi. Tapi dibalik keriuhannya, Jakarta juga mempunyai banyak peninggalan bersejarah yang belum banyak orang tahu. 

Seperti Museum Basoeki Abdullah’s ini, museum yang terletak di Jalan Keuangan Raya No 19, Cilandak Barat, Jakarta Selatan ini memiliki nilai historis yang cukup tinggi dan memebuat hati dan otak kita segar kembali setelah penat mengejar upah negara.

Berawal dari rumah seorang pelukis Basoeki Abdullah’s yang sudah menduia, rumah cucu dari penggerak Organisasi Budi Utomo Wahidin Sudirohusodo ini telah diresmikan menjadi sebuah museum pada tanggal 25 November 2001 oleh Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata I Gede Ardika.

Museum ini berisi lukisan-lukisan dan peninggalan-peniggalan Basoeki Abdullah’s yang karyanya sudah mendunia, pelukis yang beraliran naturalisme ini lihai melukis obyek mirip dengan aslinya. Goresan tinta pada kanvas berhasil membuat lukisan itu seolah bernyawa dan memiliki nilai jual tinggi yang jarang dimiliki oleh pelukis lain di Indonesia.

Dekorasi museum yang rapi dan estetik mampu menggeser bola mata para pengunjung untuk meliriknya, penempatan lukisan dan sejumlah barang peninggalannya tertata dengan baik dan tidak kalah menarik pencahayaan museum ini sangatlah variatif serta interior museum yang astistik.

Seiring berjalannya waktu, museum ini menambah satu bangunan di sebelahnya yang membuat museum ini terlihat semakin megah. Bangunan baru ini diresmikan pada tahun 2016 dan berisi hasil pemenang karya-karya anak bangsa khususnya yang masih duduk di bangku sekolah.

Dengan bertambahnya bangunan ini Museum Basoeki Abdullah’s menjadi salah satu museum yang wajib dikunjungi atas nilai historis dan penataan ruangnya yang mampu menyipu mata.




CINTA (?)

Insan kaula muda memang seperti haram hukumnya jika tidak bicara soal cinta. Bukan lagi hal yang tabu, cinta sudah seperti kebutuhan yang ha...