Sekeras Itukah
Hatiku?
Karya : Habib Awwaluddin
Di usiaku yang cukup dewasa ini kata cinta sudah tidak asing
lagi di telinga. Bagiku cinta adalah sebuah kata yang mampu menunjukkan
kesempurnaan rasa kepada orang yang disayanginya. Cinta bukanlah alat untuk
saling menyakiti, tapi Tuhan menciptakan rasa cinta untuk saling mengasihi.
Cinta juga bukan soal materi, tapi cinta yang sebenarnya adalah tentang hati. Hati
yang sudah siap menerima semua kekurangan dan menahan kesombongan akan semua
kelebihan. Aku yakin setiap insan manusia di dunia ini pasti punya rasa cinta
entah itu untuk keluarga, saudara, atau mungkin kepada pasangan.
Sebelumnya perkenalkan namaku Liona, Liona Putri Purnamasari.
Aku adalah seorang siswi kelas XII dari salah satu sekolah swasta di Semarang. Berbicara
soal cinta, kata teman-temanku aku adalah wanita yang sangat sulit untuk jatuh
cinta. Karena bagiku semua teman-teman pria yang mencoba mendekatiku tidak ada
yang benar-benar menunjukkan keseriusannya dalam hal cinta.
Sampai akhirnya pada saat mendekati Ujian Nasional ada David,
siswa kelas sebelah yang memandangku secara diam-daim di mana pun aku berada,
dan saat aku menengoknya dia pun membuang arah pandangannya. “Eh Liona... btw
dari tadi kamu diliatin david anak kelas sebelah loh” kata Vina teman dekatku
sambil senyum mengejekku. “Yaudah biarin aja vin” jawabku dengan muka datar
seperti tak merespon David. Hari-hariku mendekati UN membuatku tak acuh kepada
teman sekitarku.
Suatu pagi yang sial saat uji coba UN akan dimulai aku yang
bangun kesiangan dan lupa sarapan ini bergegas menuju sekolah bersama ojek
online. Akhirnya aku terlambat 30 menit dan mengerjakan soal seadanya dengan
sisa waktu yang ditentukan. Ketika bel bunyi menandakan waktu habis aku
bergegas lari ke taman sekolahku dan menangis menyesali kecerobohanku pagi ini.
“Sudah liona, jadikan hari ini pelajaran untuk hari-hari kedepannya” kata David
dengan suara yang lembut dan dengan membawakanku makanan dan tisu. Dengan raut
wajah sendu aku pun menerima pemberian David.
Sesampainya dirumah aku bercerita kepada Vina tentang
kejadian hari ini. “Tuhkan bener... David sepertinya suka sama kamu Lionaa”
ujar Vina. Tapi aku masih tidak percaya dengan perkataan Vina tadi, “iya benar
nak, setiap hari nak David selalu menanyakan kamu waktu ibu belanja di rumahnya”
Saut ibu yang sedang memasak di dapur depan kamarku. David seorang siswa yang
pendiam,ramah, dan berprestasi itu ternyata sering menanyakanku kepada ibuku. Selama
ini cuma David yang berani berkomunikasi dengan orangtuaku, karena kedua orang
tuaku sangat galak terutama Ibuku. “Tuhan... kalau memang David suka sama aku, untuk
pertama kalinya aku akan coba membuka hati untuknya” gumamku dalam hati.
Dari situ aku mulai belajar bareng, jalan bareng, bahkan ke
gereja berdua sama David, David selalu datang ke rumah dan dengan sopan meminta
izin kepada kedua orang tuaku kalau mengajakku pergi. Sampai akhirnya saat hari
terakhir UN aku diajaknya ke sebuah tempat dimana itu adalah tempat kesukaan
David. “Ini adalah tempat favoritku Liona, tempat dimana ketika aku sedang
merasa sedih,tempat dimana caraku meluapkan kegembiraan, dan aku mau tempat ini
jadi saksi awal aku menjalin hubungan denganmu Liona” ungkap David sambil
memberi setangkai mawar merah kepadaku. “David, kau tau aku bukanlah wanita
yang mudah jatuh cinta kepada siapapun. Apa yang membuatmu yakin dengan
kata-katamu itu?”balas Liona dengan menundukkan kepalanya. “Aku tau semua
tentang kamu Liona, aku diam-diam selalu memperhatikanmu di sekolah dan di rumah,
dan aku percaya Tuhan tidak akan terus menutup hati hambanya, hatimu yang
sekeras batu itu perlahan akan luluh ketika ada seseorang yang berjuang dan
berusaha mendapatkan cintamu. Dan orang itu adalah aku, semua kekurangan yang
ada dalam diri kamu membuatku berusaha menerima bahkan menutupinya dengan cintaku”
Jawab David sambil menatap mata Liona.
Akhirnya aku yang terkenal susah jatuh cinta pun luluh
dengan jerih usaha David, dan kita menemukan jalan kuliah masing-masing tanpa mengurangi
sepersen pun rasa cinta yang ada pada masing-masing hati kita. Dan semoga David adalah cinta pertama dan terakhirku.