Lebih Mengenal Komunitas Ciliwung Depok
Foto : Tangguh Giri Fitro
Komunitas Ciliwung Depok (KSD) merupakan sebuah
komunitas peduli Sungai Ciliwung yang berada di kolong jembatan GDC (Grand Depok City). Komunitas ini dipelopori
oleh Taufiq DS pada tahun 2009 dengan
latar belakang semakin rusaknya bantaran sungai dan semakin banyak sampah dan
limbah yang mengalir. Komunitas ini juga turut membantu menyadarkan masyarakat
Depok yang berada di sekitar Sungai Ciliwung supaya tetap menjaga lingkungan
dan ekosistem di sungai tersebut.
Sungai Ciliwung yang dikenal sampah, bau busuk, banjir bahkan sempat dijadikan tempat maksiat bagi remaja ini menyimpan banyak kenangan dari masa ke masa, untuk itu kini sejumlah relawan Depok ikut merasa prihatin dengan kondisi awal Sungai Ciliwung.
“Dulu sering digunakan sebagai tempat maksiat anak
anak jalanan, sering juga di temukan alat kontrasepsi, juga pernah di temukan
mayat akibat pembunuhan,” ujar Pay, salahsatu anggota Komunitas Ciliwung Depok.
Tak hanya anggota, agenda-agenda komunitas ini juga
mengikutsertakan para pegiat alam dan lingkungan, aktivis, guru, dosen dan
berbagai macam kalangan untuk membantu mengedukasi masyarakat dan anak-anak
sekitar bantaran sungai.
“Tokoh-tokoh yang terlibat di komunitas ini ada dari
pegiat alam, lingkungan, aktivis, dosen, guru, mahasiswa, juga tokoh masyarakat
dari berbagai macam kalangan,” kata Pay.
Salahsatu program atau agenda dari komunitas ini
adalah menyulap sampah-sampah menjadi barang hias, seperti kumpulan plastik yang
warna-warni dimasukkan ke dalam botol plastik sehingga botol tersebut terlihat
lebih berwarna, menggambar di bebatuan dengan cat yang berwarna. Kegiatan
tersebut sering dilakukan dengan anak-anak sekolah ciliwung Depok.
Selain menghias sampah, anak-anak sekolah ciliwung
juga belajar bagaimana cara menanam tumbuh-tumbuhan di botol plastik dengan
maksud dan tujuan bahwa komunitas ini sudah memberi bekal sejak dini bagaimana
cara merawat sampah dengan baik dan cara menanam tumbuhan dengan memanfaatkan sampah
agar terlihat lebih unik dan menarik.
Lain hal mengedukasi masyarakat, Komunitas Ciliwung
Depok juga menyuguhkan beberapa wahana permainan seperti arung jeram. Pay juga
mengatakan kegiatan yang paling diminati pengunjung saat mengunjungi basecamp Komunitas Ciliwung Depok adalah
arung jeram, namun jika kondisi air sungai tidak stabil kegiatan arung jeram
tersebut tidak dilakukan dan ia lebih memilih wisata edukasi kepada pengunjung.
Pay menambahkan sekitar tahun 2013 dan semenjak adanya
Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Depok sempat membantu dengan menyalurkan
beberapa bantuan berupa pelataran peluran dan akses tangga untuk turun ke
kolong jembatan. Namun saat ditanya peran pemerintah sekarang Pay tidak berani
memberi komentar.
“Waktu awal-awal berkegiatan sekitar 2013 kita di
fasilitasi pelataran peluran juga akses tangga untuk ke kolong jembatan juga
beberapa unit perahu lengkap peralatan karna kegiatan kita di sungai waktu
jamanya badan lingkungan hidup (BLH), kalo untuk sekrang ini saya no komen mas”
tambah Pay.
Masayarakat sangat mengapresiasi dengan adanya
komunitas ini, mereka merasa sangat terbantu dan merasa lebih bermanfaat dengan
sudah banyaknya agenda yang dilakukan dari komunitas ini, seperti contohnya
selalu mengadakan kegiatan bersih-bersih rutin setiap weekend dan pembelajaran setiap hari-hari besar di Indonesia.
“wah sangat bermanfaat mas, sungai di sini sudah mulai
kelihatan bersih dan sampah-sampah sudah mulai berkurang,” ucap Reza, salahsatu
masyarakat sekitar Sungai Ciliwung Depok.
Kedepannya Komunitas Ciliwung Depok sangat berharap
seluruh masyarakat yang berada di sekitar bantaran Sungai Ciliwung semakin ikut
terlibat sejumlah kegiatan yang kami agendakan dan juga semakin peduli akan
lingkungan sekitar.
“Karna semakin miris dan rusaknya bantaran sungai
ciliwung, harapan kita para relawan kcd agar masyarakat sekitar ikut terlibat di dalam kegiatan kegiatan yg
kita jalani juga lebih perduli terhadap sungai dan lingkungan,” tutup Pay.